TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Tidak percuma 'Djohar
Manik' ditempatkan di urutan pertama diantara delapan kuda yang
berseteru di nomor puncak Kejuaraan Pacuan Alexander Evert Kawilarang
Memorial, Minggu (23/2/2014) di arena pacuan kuda Pulomas, Jakarta
Timur.
Kuda yang menjadi 'milik bersama' Aragon Horse Racing &
Equestrian Sports (Lembang) dan Tombo Ati Stable (Jateng) ini tampil
trengginas untuk menembus garis finis paling awal di Kelas Calon Derby
dengan jarak tempuh 1600 meter.
Ya, 'Djohar Manik' menebus 'kekeliruannya' dari kegagalan tampilnya
di 'Jateng Derby', seri pertama dari rangkaian kejuaraan nasional pacuan
PP Pordasi, 19 Januari 2014 lampau di Arrowhead, Tegalwaton,
Salatiga.
"Terobati sudah duka Djohar Manik saat gagal di Tegalwaton," itulah
komentar Noviardi Sikumbang, wakil sekretaris bidang pacuan PP Pordasi,
menanggapi sukses kuda betina merah dua tahun KP5 dari persilangan
Tuscaloosa dan Mini Satria.
Noviardi Sikumbang mungkin juga ingin mengatakan, bahwa di 'Jateng
Derby' itu 'Djohar Manik' sebenarnya layak untuk diperhitungkan untuk
merebut gelar pula, seandainya dia tidak 'neko-neko' , sehingga akhirnya
gagal berpartisipasi pada nomor puncak yang diikuti kuda-kuda berusia
dua tahun yang dipersiapkan untuk 'derby' sesungguhnya pada Juli
mendatang--di final kejurnas, atau seri pertama Champions Cup.
Sekadar mengingatkan, saat 'Jateng Derby' itu, 'Djohar Manik' berbuat
ulah sehingga ditarik dari arena perlombaan. Pasalnya, menjelang sirene
perlombaan dibunyikan, kuda kebanggaan bersama Aragon & Tombo Ati
Stable itu tiba-tiba terlepas dari 'starting-gate' dan langsung kabur
saat berusaha ditangkap kembali. 'Djohar Manik' bahkan langung berlari
menuju kandangnya di kawasan Tegalwaton.
Kejadian unik tersebut tentu saja menimbulkan berbagai reaksi dari
penonton. Dewan juri atau 'steward' memberi keringanan pada 'Djohar
Manik' dengan kompensasi waktu selama tiga menit. Namun, setelah tiga
menit berlalu, 'Djohar Manik' tidak mau kembali juga ke 'starting-gate'.
Maka, dewan juri langsung memerintahkan perlombaan dimulai.
Maka sekaligus pupuslah harapan Ir.H.M.Munawir, pemilik Tombo Ati Stable yang juga ketua komisi pacuan PP Pordasi.
"Mujur tidak dapat diraih dan malang sekejap mata," demikian dikatakan H.M.Munawir waktu
itu.
"Ya harus diikhlaskan saja, tetapi ini tetap harus menjadi pelajaran
dan semoga kedepannya tidak terulang lagi,"ungkap Munawir.
Pelajaran berharga dari 'Jateng Derby' itu benar-benar diambil
hikmahnya oleh pelatih Edwin Basuki. 'Djohar Manik' dipersiapkan lebih
baik lagi, segala keperluannya lebih diperhatikan, tentunya untuk
menghindari
jangan sampai dia stress atau 'out of mood' menjelang kejuaraan, atau
bahkan saat perlombaan digelar, seperti kejadian di Tegalwaton itu.
Dan, pendukung 'Djohar Manik' akhirnya benar-benar terpuaskan, karena
di AE Kawilarang Memorial ini 'Djohar Manik' tak lagi ngambek.
Perilakunya amat manis, sehingga bisa cepat bersinergi dan
berinteraksi dengan joki J.Turangan. Masih kalem di jelang start,
'Djohar Manik' begitu trengginas saat berada di jalur pacu, untuk
akhirnya membukukan keunggulan dramatis atas 'Kartika Jatim', sesama
kuda KP5 milik H.Chotib dari Jagung Stable.
'Djohar Manik' sendiri kini membukukan rekor empat kali tampil, dengan dua kali memperoleh medali emas.
Menarik ditunggu, apakah pasangan Djohar Manik/J.Turangan ini akan
kembali ambil bagi pada seri pertama kejuaraan 'Tiga Mahkota' yang
digelar 23 Maret 2014 di Pulomas, yang sama-sama bersifat kelompok umur
dan handicap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar